Orang tua dlm kurung "Bapak n Ibu" tutup kurung
Kita garis bawahi untuk kata "Orang Tua"
Tyap Ortu punya tanggung jawab sendiri sendiri terhadap anaknya, tentu aja mereka kuatir kalo nanti anaknya jadi orang yang bejat, miskin, dan segala macem yang jauh dari kata "sejahtera"!!!!!!, n so pasti mereka pengen ngliat anaknya bahagia kalo udah tumbuh dewasa dan punya keluarga tentunya. Apapun akn mereka lakukan untuk sang anak dan demi kebahagiaan sang anak pula. Tapi, apa pernah kalian(anak" n remaja) pikir ceh kalo cara yang mereka gunakan untuk kita kadang kadang berlebihan, sampai" menjadi suatu obsesi mereka agar kita jadi seperti yang mereka mau. Kegiatan sehari - hari kita diforsir habis"an, yang mulai makanan, sekolah, belajar, main, pacaran, bahkan sampai jodoh dan cita". Ada benernya juga... itu kan demi kebaikan kita sendiri agar ga sesat nantinya dan udah kewajiban kita bahagiain ortu, dan cara satu"nya yang paling gampang tapi ternyata sulit adalah nurut apa kata ortu. Tapi, kalau masalah jodoh, masa depan dan cita" diatur sama ortu, apa ga kterlaluan??
Kita (anak ortu) sebagai seorang manusia juga punya hak kan buat nentuin masa depan, cita cita dan jodoh kita sendiri. Ngrasa bahagia g jika kita harus dijodohkan dengan seorang yang sama sekali g kita sukai dan senenk g kalo sekolah yang kita pilih bukan karena pilihan kita sendiri, ngrasa nyesel g kalo cita cita kita harus berubah gara - gara ortu ga setuju sama cita cita kita?? kalo aku jawabannya "tidaaaaaaaaaaaaaaaakkkkkk!!!". Saat hak kita bertentangan dengan kemauan ortu, apa yang harus dilakukan??
Kalo kita milih hak kita, sama aja ga nurut ama ortu,=> orrtu marah"=> dicap anak durhaka=> dikutuk jadi batu tapi kehendak kita terpenuhi dan kita pun senenk. tapi kalo kita milih nurut sama ortu, ortu senenk tapi belum tentu kita bakal senenk dgn kemauan mereka dan kehendak kita pun jadi g terpenuhi.
Kita sebagai anak juga pingin ngebahgiain ortu, tapi dengan cara menuruti semua kemauannya ssama saja dengan melepas semua impian dan harapan sendiri dan harus menguburnya dalam dalam dan melupakannya untuk menjadi suatu kenyataan. Ortupun juga demikian pingin melihat anaknya bahagia, tapi dengan cara melepas anaknya begitu saja mengambil jalan yang bertentangan dengan yang telah diperhitungkan akan menimbulkan kekhawatiran terhadap kita "sang anak".
Lalu jalan mana yang harus kita ambil??
Kalau menurut saya "sbg seorang anak", kita tetap mengambil jalan kita sendiri karena masa depan kita adalah kita sendiri yang menentukan, walaupun itu buruk ataupun baik nantinya, itulah jalan yang telah diambil dan apapun resikonya harus tetap dihadapi karena tak selamanya seseorang akan selalu berada di atas, dan untuk ortu aku berharap kalian semua "ortu" dapat mengerti keinginan kita "anak" dan mempercayakan semuanya terhadap kita yang membutuhkan support kalian untuk melangkah maju menghadapi jalan kita sendiri dengan tetap memberi bimbingan dan nasihat agar tak salah arah.
Pesan pesan: "AKU UDAH GEDE MAK, PAK"
Kita garis bawahi untuk kata "Orang Tua"
Tyap Ortu punya tanggung jawab sendiri sendiri terhadap anaknya, tentu aja mereka kuatir kalo nanti anaknya jadi orang yang bejat, miskin, dan segala macem yang jauh dari kata "sejahtera"!!!!!!, n so pasti mereka pengen ngliat anaknya bahagia kalo udah tumbuh dewasa dan punya keluarga tentunya. Apapun akn mereka lakukan untuk sang anak dan demi kebahagiaan sang anak pula. Tapi, apa pernah kalian(anak" n remaja) pikir ceh kalo cara yang mereka gunakan untuk kita kadang kadang berlebihan, sampai" menjadi suatu obsesi mereka agar kita jadi seperti yang mereka mau. Kegiatan sehari - hari kita diforsir habis"an, yang mulai makanan, sekolah, belajar, main, pacaran, bahkan sampai jodoh dan cita". Ada benernya juga... itu kan demi kebaikan kita sendiri agar ga sesat nantinya dan udah kewajiban kita bahagiain ortu, dan cara satu"nya yang paling gampang tapi ternyata sulit adalah nurut apa kata ortu. Tapi, kalau masalah jodoh, masa depan dan cita" diatur sama ortu, apa ga kterlaluan??
Kita (anak ortu) sebagai seorang manusia juga punya hak kan buat nentuin masa depan, cita cita dan jodoh kita sendiri. Ngrasa bahagia g jika kita harus dijodohkan dengan seorang yang sama sekali g kita sukai dan senenk g kalo sekolah yang kita pilih bukan karena pilihan kita sendiri, ngrasa nyesel g kalo cita cita kita harus berubah gara - gara ortu ga setuju sama cita cita kita?? kalo aku jawabannya "tidaaaaaaaaaaaaaaaakkkkkk!!!". Saat hak kita bertentangan dengan kemauan ortu, apa yang harus dilakukan??
Kalo kita milih hak kita, sama aja ga nurut ama ortu,=> orrtu marah"=> dicap anak durhaka=> dikutuk jadi batu tapi kehendak kita terpenuhi dan kita pun senenk. tapi kalo kita milih nurut sama ortu, ortu senenk tapi belum tentu kita bakal senenk dgn kemauan mereka dan kehendak kita pun jadi g terpenuhi.
Kita sebagai anak juga pingin ngebahgiain ortu, tapi dengan cara menuruti semua kemauannya ssama saja dengan melepas semua impian dan harapan sendiri dan harus menguburnya dalam dalam dan melupakannya untuk menjadi suatu kenyataan. Ortupun juga demikian pingin melihat anaknya bahagia, tapi dengan cara melepas anaknya begitu saja mengambil jalan yang bertentangan dengan yang telah diperhitungkan akan menimbulkan kekhawatiran terhadap kita "sang anak".
Lalu jalan mana yang harus kita ambil??
Kalau menurut saya "sbg seorang anak", kita tetap mengambil jalan kita sendiri karena masa depan kita adalah kita sendiri yang menentukan, walaupun itu buruk ataupun baik nantinya, itulah jalan yang telah diambil dan apapun resikonya harus tetap dihadapi karena tak selamanya seseorang akan selalu berada di atas, dan untuk ortu aku berharap kalian semua "ortu" dapat mengerti keinginan kita "anak" dan mempercayakan semuanya terhadap kita yang membutuhkan support kalian untuk melangkah maju menghadapi jalan kita sendiri dengan tetap memberi bimbingan dan nasihat agar tak salah arah.
Pesan pesan: "AKU UDAH GEDE MAK, PAK"
0 komentar:
Posting Komentar